Fakta diatas harus ditampar oleh keputusan tidak diperbolehkannya dana APBD bagi sebuah tim Superliga Indonesia (silakan baca postingan Dampak Stop APBD Bagi Superliga Indonesia ). Lalu bagaimana bagi nasib tim-tim super liga? dari mana mereka mendapatkan dana jika memang benar adanya tim kurang memiliki daya tarik komersil terkait dengan kemampuan buying power yang lemah seperti yang disebutkan di dalam postingan sebelumnya?
Hm... sekali lagi ini hanya sebuah ide, tetapi berdasar pada sebuah perbincangan di Radio Bandung FM dalam acara Republik Bobotoh.
Saat itu, acara yang dibawakan oleh duo panglima Viking Persib Yana Bool dan Ayi Beutik, kedatangan tamu yang tidak lain adalah anggota DPR RI sekaligus caleg DPR RI; Happy Bone Zulkarnaen. Saat itu Bone mengeluarkan ide yang sedikit fantastis, masuk akal dan hebat. Apakah ide itu?
Bone mengusulkan agar Persib melakukan penggalangan dana melalui dana sukarela yang besarannya berkisar di angka Rp. 1.000,- sebuah nilai yang sangat kecil dan semua orang mampu mengeluarkan uang sebesar itu.
Masih dalam wawancara tersebut, Bone mengandaikan hanya 40 persen dari total 2.5 juta penduduk Kota Bandung yang ikut berpartisipasi, maka akan muncul uang sebesar 1 milyar rupiah per bulan! wow, angka yang sangat fantastis. Lalu bagaimana cara penggalangan dananya? menurutnya mudah saja, dana bisa digalang melalui sebuah tiket di loket PMI atau parkir misalnya dan si penyumbang ini bisa mendapat stiker.
Saya pikir Persib mampu menggalang dana yang lebih besar, karena bukan saja masyarakat kota Bandung, masyarakat JAWA BARAT mayoritas tentunya tidak akan keberatan karena terikat dalam emosional dan historis dan uang yang terkumpul pun akan lebih berlipat ganda.
Namun tanpa harus mengecilkan ide tersebut, saya tergelitik membayangkan mekanisme kerja, pengawasan dll yang tentu akan sulit mengawasi aliran dana tersebut.
Oleh karenanya terbesit ide lain yaitu Viking Persib Club sebagai kelompok terbesar supporter Persib Bandung dengan distrik yang tersebar di seluruh Jawa Barat dan Indonesia bahkan di luar negeri untuk melakukan penggalangan dana baik itu dari kauntungan merchandise atau menggalang dana sendiri dengan mengerahkan kekuatan distrik.
Lalu, dana yang terkumpul tersebut dibelikan saham PT. Persib Bandung, sehingga Viking walau nantinya sahamnya hanya minoritas, memiliki kekuatan pengawasan terhadap kinerja manajemen Persib. Jika terjadi kekacauan, Viking beserta bobotoh bisa melakukan kritik melalui dua jalur, yaitu jalur grass root dan jalur resmi. Sunggguh kekuatan yang mantap.
BACA JUGA ARTIKEL TENTANG VIKING: